content marketing, digital marketing, internet marketing online, marketing online, online marketing, Tak Berkategori, toucheads

Sekilas tentang mobile aplikasi

Yaitu program komputer yang dirancang untuk berjalan pada smartphone, komputer tablet dan perangkat mobile lainnya. Aplikasi biasanya tersedia melalui platform distribusi aplikasi, yang mulai muncul pada tahun 2008 dan biasanya dioperasikan oleh pemilik sistem operasi mobile, seperti Apple App Store, Google Play, Windows Phone Store, dan BlackBerry App World.

Beberapa aplikasi yang gratis, sementara yang lain harus dibeli. Biasanya, mereka di-download dari platform ke perangkat target, seperti iPhone, BlackBerry, ponsel Android atau Windows Phone, tapi kadang-kadang mereka dapat didownload ke laptop atau komputer desktop.

Istilah “app” adalah kependekan dari istilah “perangkat lunak aplikasi”. Hal ini telah menjadi sangat populer dan pada tahun 2010 terdaftar sebagai “Firman of the Year” oleh American Dialek Society. Pada tahun 2009, kolumnis teknologi David Pogue mengatakan bahwa smartphone yang lebih baru bisa dijuluki “app ponsel” untuk membedakan mereka dari sebelumnya kurang smartphone -sophisticated.

Aplikasi mobile awalnya ditawarkan untuk produktivitas umum dan pencarian informasi, termasuk email, kalender, kontak, dan pasar saham dan informasi cuaca. Namun, permintaan publik dan ketersediaan alat pengembang melaju ekspansi yang cepat ke dalam kategori lain, seperti game mobile, otomatisasi pabrik, GPS dan layanan berbasis lokasi, perbankan, order-tracking, pembelian tiket dan aplikasi medis baru-baru mobile. Ledakan jumlah dan berbagai aplikasi membuat penemuan sebuah tantangan, yang pada gilirannya menyebabkan terciptanya berbagai review, rekomendasi, dan sumber kurasi, termasuk blog, majalah, dan layanan aplikasi-penemuan secara online khusus.

Standar
content marketing, digital marketing, internet marketing online, marketing online, online marketing, online promo, Tak Berkategori, toucheads

Online Marketing Strategi

Online disini di artikan sebagai on the line, terhubung dengan koneksi internet sehingga memungkinkan untuk bersosialisasi di dunia maya, marketing adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, sedangkan strategy disini diartikan pendekatan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

Jadi Online Marketing Strategy disini diartikan perencanaan dan gagasan yang dikomunikasikan untuk menginformasikan barang atau jasa melalui koneksi internet. Dengan begitu peran internet sangat penting, karena bisa berinteraksi dengan ratusan juta audiens baik mengirim informasi maupun komunikasi dua arah. Untuk mendapatkan perhatian dari audiens admin setidaknya harus mempunyai followers dan selalu berinovasi dalam menyampaikan informasi.

Online marketing menjadi media yang di gemari saat ini, selain low cost di bandingkan beriklan di Televisi, Radio, Billboard serta Surat Kabar. Marketing di dunia maya menawarkan komunikasi dua arah antara brand owner dan pelanggannya, tepat sasaran, dan efektif. Namun banyak ragamnya dalam ber inovasi dalam memasarkan produk secara online, ada beberapa cara agar produk tersebut mudah di cari di dunia maya :

1. Update content yang berisikan informasi yang berkaitan dengan produk tersebut, mulai dari bahan baku sampai produk jadi di jelaskan, menurut saya informasi ini baiknya di beberkan saja jangan takut kompetitior akan meniru nya karena mereka belum tentu bisa membuatnya.

2. Pemasaran melalui Mobile Marketing cukup membuat kenaikan penjualan yang cukup signifikan, brand owner di tuntut untuk selalu up to date agar tidak kehilangan pelanggan. Banyak aplikasi yang tersedia di pasar tetapi pilihlah aplikasi yang sesuai dengan karakter produk yang brand owner sudah tetapkan sebelumnya.

3. Jejaring sosial sangat efektif dalam memasarkan produk, untuk itu pemasaran yang terus menerus akan lebih baik dilakukan guna untuk menanamkan brand awareness dan audiens akan ingat pada suatu brand.

4. Banyaknya jejaring sosial yang ada brand owner pun harus memiliki akun pada tiap jejaring sosial yang lagi nge hits, dan dihubungkan atau terintegrasi satu udengan yang lain.

5. Sisipkanlah gambar, animasi, video yang dapat mewakilkan produk anda, agar pembaca tidak bosan dengan tampilan web yang statis.

6. Perlakukan pelanggan anda dengan baik, tulus dan profesional, karena dari mulut merekalah brand anda akan di promosikan atau bahkan di jelekkan.

 

Standar
content marketing, digital marketing, marketing online, mobile application, online promo, Tak Berkategori, toucheads

Mobile Application

Mobile Application atau dalam bahasa Indonesianya : Aplikasi Bergerak adalah suatu aplikasi yang dibuat secara khusus untuk berjalan pada mobile deviceMobile device ini pada umumnya dikelompokkan berdasarkan platformnya, bebarapa kategori platform ini adalah :

  • Blackberry
  • Symbian
  • Windows Mobile
  • Android
  • iPhone
  • dll.

Pada umumnya Mobile Application spesifik dikembangkan berdasarkan masing-masing platform.

Mobile Application biasanya diinstall ke mobile device dengan cara yang mudah, cukup dengan :

  • OTA atau Over The Air
  • Bluetooth
  • Send File via ( Email, Direct Download by URL, send file BBM or Chat )

Internet dan mobile device masih akan terus berkembang

  • Internet semakin di butuhkan di semua aspek kehidupan manusia
  • Ketergantungan banyak bisnis maupun personal terhadap Internet semakin tinggi
  • Penyedia layanan Internet akan semakin banyak, yang diuntungkan adalah User
  • Pemerintah terus mendukung dengan infrastruktur yang semakin membaik
  • Harga Mobile Device yang semakin terjangkau
  • Hampir semua Brand Internasional maupun Lokal berlomba menyediakan Mobile Device
  • Karena Produsen yang semakin banyak, tentu yang diuntungkan adalah User, ujung-ujungnya adalah Harga Terjangkau dan semakin membaiknya kualitas produk

Mobile Application

  • Aplikasi ringan yang diinstall dan dijalankan pada platform mobile device
  • Berjalan di platform seperti BlackBerry, Android Based, Symbian, iPhone, dll
  • Ukuran rata-rata aplikasi adalah dibawah 500kb ( tergantung dari jenis aplikasi )
  • Proses instalasi dapat OTA ( Over The Air )

Fakta Tentang Aplikasi Mobile

  • Banyak diaplikasikan untuk Bisnis ( catalog produk, order produk ), Game, Social Network, dll
  • Mobile application kebanyakan adalah smartphone
  • Banyak portal-portal, social network yang dimudahkan karena mobile application
  • Banyak orang mengakses facebook and twitter melalui mobile device

Keuntungan Mobile Application

  • Kesempatan akses Informasi setiap saat bagi Pengguna
  • Sarana Komunikasi dengan Pelanggan secara 24 x 7 bahkan Realtime
  • Mengelola komunitas
  • Perusahaan dapat mem-Push info ke pelanggan
  • Tidak tergantung Internet
  • Mudah dan Ringan untuk dijalankan

Penggunaan Mobile Application

Saat ini Mobile Application sudah di gunakan di beberapa Industri seperti :

  • Perhotelan
  • Rumah Sakit
  • Cafe, Resto
  • Hiburan : Cinema, tempat hiburan lainnya
  • Tour & Travel
  • Sekuritas, Finance, Bank
  • Media, Majalah, Koran
  • Klub, Forum : Marketing Club, Fitness Center
  • Education : Sekolah, Universitas
  • Pusat Perbelanjaan : Mall
  • Layanan Berbayar : TV Berbayar
  • Manufaktur
  • Ritel, Chainshop
  • Asuransi
  • Pelayanan Umum
  • Komunitas : Pencinta Motor Gede, Rohani

Penggunaan Mobile Application : Fitur

  • News
  • Event
  • Tips
  • Seminar
  • Schedule
  • Appointment
  • Special Promo or Discount
  • Subscribe
  • Booking or Registration
  • Create Alarm
  • Nearest Merchant or other POI
  • Maintenance Management and Alert
  • Office Group Mesenger
  • Tracking salesperson activity
  • Check Stock
  • Product Catalog
  • Pricebook
  • Realtime Order or Transaction
  • Claim
  • Customer Profile
  • Branch Info
  • Billing Info
Standar
Tak Berkategori

Sosial Media Marketing

Sosial media pemasaran melibatkan mempromosikan produk, jasa, atau konten menggunakan bentuk kolaborasi media sosial internet, yang biasanya diakses di Web atau melalui telepon. Sosial media strategi pemasaran biasanya menggabungkan elemen antarmuka sosial, teknologi, dan kata-kata dan gambar konstruksi. Sebagian besar bentuk pemasaran pengguna sosial media internet sasaran yang terlibat dalam aksi bersama, seperti membuat profil pengguna, menyusun jaringan teman, kenalan, atau hubungan bisnis, atau meninjau dan rating konten Web. Sebagai contoh, sebuah kelompok musik dapat meletakkan halaman fan di situs jejaring sosial dalam rangka untuk mempromosikan album dan jadwal tur konser.

Penggunaan jaringan media sosial, yang meliputi komunitas online seperti Twitter, Facebook, LinkedIn atau, adalah salah satu cara yang paling umum untuk melakukan pemasaran sosial media. Pemasar media juga dapat menggunakan situs bookmark sosial, forum, blog, dan review atau rating situs Web. Selain itu, media sosial promosi dapat dilakukan melalui agregator berita, jaringan 3D virtual, dan media sosial berbagi situs, seperti situs yang memungkinkan untuk foto, video musik, dan swapping.

Perusahaan dapat menggunakan pembangunan sosial media dan taktik pemasaran untuk mencapai hubungan masyarakat dan penjualan produk tujuan. Biasanya, kebijakan sosial perusahaan media yang melibatkan mempromosikan situs atau lini bisnis melalui saluran media sosial sebagai bagian dari strategi iklan perusahaan secara keseluruhan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin mensponsori halaman sendiri atau halaman untuk salah satu merek pada jaringan sosial online yang memungkinkan pendukung perusahaan untuk menjadi penggemar dari perusahaan atau mereknya.

Ketika datang ke iklan, pemasaran sosial media berbeda dari format iklan tradisional, seperti iklan televisi atau iklan majalah. Biasanya, media sosial pemasar tidak memaksa iklan pada khalayak target mereka. Sebaliknya, menggunakan media sosial, mereka fokus pada pengembangan dialog interaktif dengan penonton. Secara umum, pengiklan yang menggunakan pemasaran sosial media memiliki kontrol kurang karena konten yang diterbitkan terutama oleh pengguna situs daripada oleh karyawan pengiklan. Pengiklan biasanya melakukan penelitian media sosial sebelum memilih media yang terbaik untuk produk mereka, layanan, atau konten.

Untuk politisi, pemasaran sosial media telah menjadi alat yang semakin penting. Seorang politisi mungkin, misalnya, membuat blog yang memungkinkan pengikut blog untuk mengirim komentar, link, dan konten lainnya. Sosial media politik melibatkan menggunakan jaringan media sosial atau situs sebagai tempat untuk memperdebatkan isu-isu politik atau mengkritisi kandidat politik. Beberapa jaringan dan situs termasuk fakta memeriksa-politik.

Standar
Tak Berkategori

Advergame 

Apakah Anda bermain game sewaktu bekerja? Atau bermain game di waktu lenggang saat break? Game memang identik dengan permainan anak-anak. Namun di dunia yang sarat dengan pekerjaan dan stress, tidak sedikit para eksekutif juga mendapati diri mereka merasa disegarkan setelah bermain game tertentu kesukaan mereka. Bila Anda demikian, maka Anda akan menjadi bidikan yang tepat bagi advergame , suatu tren dalam industri game iklan yang merambah dunia online.


KREATIF KARENA DILARANG

Game iklan rupanya sangat tepat bila ditujukan untuk pasar anak-anak atau remaja. Mengapa iklan berupa game dibuat? Rupanya dibuat khususnya untuk membidik pasar anak-anak di mancanegara yang di Negara tersebut diatur oleh suatu regulas yang melindungi agar anak-anak jangan dijadikan menekuin atau objek iklan. Hal yang sama juga berlaku untuk manekuin orang manula.

Mereka menganggapnya tidak bermartabat bila anak-anak dan orang tua dijadikan model iklan untuk merayu pasar anak-anak atau pun orang tua agar membeli produk mereka. Tantangan seperti inilah yang harus dihadapi oleh para pemasar yang biasanya memasarkan produk makanan dan minuman. Sebaliknya daripada harus menantang peraturan pemerintah, mereka menjadi lebih kreatif dalam menciptakan objek-objek iklan hiburan yang menenteng merek suatu produk.

Biasanya regulasi tersebut diatur dalam Children's Online Privacy Protection Act (COPPA) termasuk juga pedoman yang dimuat Children's Advertising Review Unit (CARU). Kedua aturan tersebut mengharuskan para pemasar harus sangat berhati-hati terhadap karakter anak-anak di bawah usia 13 tahun yang masih sangat rentan dan dapat sangat dipengaruhi bahkan untuk produk yang sangat berbahaya berbeda dengan orang dewasa yang sudah dapat lebih menggunakan mentalnya dalam menyeleksi iklan yang berguna. Lain ladang, maka lain pula belalangnya, lain Negara lain pula aturannya.

Di Indonesia memang tidak ketat aturan yang menjadikan anak-anak dan orang manula sebagai objek iklan. Nah mengapa perlu dibatasi dan diatur oleh undang-undang? Karena kian bertambahnya obesitas dan kematian dini pada anak-anak yang sering memakan junk food, dan, para marketer junk fooddipersalahkan karena hal itu.


BERKOMUNIKASI KEPADA PASAR 

Perlunya para pemasar menggunakan advergame secara kreatif dan tidak menentang undang-undang yang berlaku sama seperti  yang mereka lakukan terhadap implementasi iklan rokok mereka. Kebanyakan advergame dapat digunduh (download) lewat berbagai situs web perusahaan-perusahaan yang menawarkan produk makanan dan minuman.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kaiser Family Foundation (juli 2006), mereka mendapati bahwa advergame online berfomat arcade paling banyak digunakan hingga 29%, berformat sports simulasi 18%, jenis  petualangan (adventure) 10%, sedang berbentuk advergame yang digunakan dibawah 10% adalah puzzle seperti jigsaw maupun teka-teki silang, utak-atik otak lewat pencocokan gambar, trivia dan permainan yang menggunakan logika dan strategi, dan permainan  papan. Lihat saja kesuksesan Teenage Mutant Ninja, Mighty Morphin’ Power Rangers, Beanie Babies, Pokemon, dan sederetan produk anak-anak lain yang sukses secara komersial.

Kesuksesan seperti ini pula yang saya lihat ingin ditiru – sewaktu saya datang ke pameran di Surabaya tgl 1-2 September – banyak perusahaan yang mengiklankan produk makanan dan minuman, dan pameran yang sama pula akan diadakan di Kelapa Gading di pertengahan bulan September ini.

Lewat penggunaan advergame, Harris Interactive menyebutkan lewat laporan mereka di bulan agustus tahun ini, banyak perusahaan menyisipkan selebritis yang menggunakan produk mereka, atau menyusup lewat film dengan seorang actor menggunakan produk mereka, atau nama produk mereka muncul di suatu event.

Juga penggunaan animasi kartun di suatu pertunjukan di TV yang memuat produk dagangan mereka, atau muncul di video game yang bisa digunduh lewat berbagai situs web berbagi game. (dapat Anda ketikkan dengan frase “game sharing website”). Begitu juga penggunaan weblog yang khusus dibuat agar banyak orang memberikan komentar pada  produknya, maupun seorang pakar yang di-hire hanya untuk menulis blog yang menyanjung produk atau nama suatu perusahaan, seperti halnya blogger tenar Robert Scoble yang disewa oleh Microsoft untuk menyetir sentimen public terhadap Microsoft maupun produknya.

Namun bagaimana anak-anak menanggapi berbagai macam iklan yang ditujukan untuk dirinya? Data dari Harris Interactive rupanya menunjukkan bahwa 57% anak-anak maupun para remaja merasa skeptis secara logika sehubungan dengan kebenaran dari apa yang mereka lihat di suatu iklan sedangkan sisanya menganggap bahwa apa yang diiklankan memiliki nilai kebenaran.

Dan dari yang 57% itu mereka menyatakan  bahwa mereka melihat adanya trik yang dilakukan perusahaan pengiklan untuk merayu mereka membeli barang mereka. Kira-kira dua pertiga (73%) dari anak-anak di bawah usia 13 tahun sadar bahwa mereka sedang dirayu untuk membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan namun hanya sekadar mengumbar keinginan saja.

Nah bila data dari Harris Interactive ini benar, maka para pemasar di Indonesia bisa jadi kurang senang, karena fakta bahwa di usia dini mereka sudah tahu bahwa  iklan game itu hanya sekadar iklan namun tidak benar-benar sebenarnya yang mereka butuhkan atau bahkan di sisi lain para pemasar senang karena sebenarnya dari fakta ini, semestinya larangan langsung terhadap Iklan anak-anak seharusnya jangan dibatasi.

Namun  perhatikan, “yang penting untuk diingat adalah bahwa semakin muda seorang anak, semakin tidak mampu mereka membedakan antara game tersebut untuk menghibur atau sedang merayu. . .”, demikian kata Debra Aho Williamson, seorang senior analyst di eMarketer.

Situs web branded yang ditujukan untuk anak-anak umumnya dirancang menjadi suatu arena yang penuh permainan dan memiliki daya eksperiensial bagi para pengunjung, dan memiliki kemampuan “brand immersion” siapa pun yang mengunjunginya khususnya para anak dan remaja, dan itulah tujuan primernya. Advergaming, yang mengkombinasikan permainan game, telah menjadi sarana utama bagi para marketer untuk menarik dan mengeksploitasi anak-anak terhadap  produk online mereka.

Biasanya yang saya lihat situs web ini merupakan pelengkap dari berbagai upaya pemasaran mereka yang lain seperti iklan TV, namun melalui platform online, para pemasar akan dapat lebih mengeksploitasi mereka secara potensial demi kelangsungan engagement yang lebih lama dan  berulang. Namun pasalnya dalam konteks media online ini adalah, apakah sang anak dapat dengan cukup mampu memahami apakah benar suatu iklan adalah iklan.

Suatu studi di bulan juli ini yang dilakukan oleh Kaiser Family Foundation berkenaan iklan online untuk industri makanan yang diarahkan kepada anak-anak mengungkapkan bahwa 86% dari advergame yang ada di situs web mereka memiliki logo perusahaan mereka  yang ‘ndompleng’ di dalam game mereka, sedangkan karakter brand diselipkan sebanyak 44% di dalam gamenya.

Namun yang menekankan pada produk makanan atau minuman mereka berkisar 57%. Nah yang paling utama digunakan adalah game arcade dan game simulasi sport. Model game ini yang paling digunakan oleh industri makanan dan minuman.

Apakah hanya anak-anak saja yang harus dibidik? Adalah bijaksana untuk tidak berkonsentrasi penuh pada advergame saja, namun white paper yang diterbitkan oleh agen periklanan interaktif,Refinery.com fokuskan juga pada upaya untuk menjangkau orang tuanya dibandingkan semata-mata kepada sang anak. http://www.bjoconsulting.com/ezines/2008/edisi105.htm

Standar
Tak Berkategori

Mobile Marketing – Definition and Best Strategies

What is Mobile Marketing?

Mobile Marketing comprises of all those activities that we undertake on mobile devices in order to promote our products or services  in front   of billions of wireless device/Smartphone owners. Mobile offers an array of advertisement opportunities to the consumers because of the fact  that they remain connected on their mobile devices 24×7 and hence targeting options are widened.

The Very First Essential – Have a Responsive Website

Your main channel of conversion is your website. Ultimately, this is the place where your targeted audience would be landing. Having a responsive website that opens evenly across a variety of handheld devices greatly  enhances  the online mobile visibility of any brand. Many business owners makes the mistake of satisfying the  demand  of the desktop users through a desktop optimized website but completely forget  the screen size and behavior of the mobile audience. Hence, the very first step before starting any promotional campaign using mobile  devices is to have a responsive website.

Best Channels and Strategies for Mobile Marketing

SMS Marketing – SMS stands for short messaging service. As per visua.ly the click-through rate for email is 4.2 percent, but it is around 19  percent for SMS. Targeting audiences using SMS marketing can provide far better results as compared to email marketing.

MMS Marketing – MMS stands for multimedia messaging service. Difference between SMS and MMS is that MMS offers rich visual presentations (videos) instead of text only message. However, MMS  marketing  is heavy and is more geared towards a particular set of targeted audiences  only.

Mobile App Marketing – Mobile applications are on a boom. Most of the business  owners  are creating their own customized apps to send direct offers and promotions to their customers. This is an extremely targeted means of advertisement and local  businesses  are opting for apps in  order to promote their products or services. App store optimization (ASO) is a marketing technique that is often used to promote the app on  app stores like Google Play and iTunes in order to receive more app downloads.

Mobile app marketing is currently happening via 2 ways:

Personal mobile app marketing – Here, a customized mobile app is created for the main business and once the user installs the app on his  mobile device, the business can send news, events and promotional offers directly on the customers mobile device.

Advertising on Existing Mobile Apps – Here, we make use of advertising opportunities available on any  existing  mobile app like Whats App.

Mobile Search and Display Ads – Consumers spent a lot of time searching for brands, products, prices, comparison etc on their mobile devices.  Targeting audiences using Google ads (PPC) is a great way to reach potential customers. Mobile advertising is an  unparalleled  piece  of an overall mobile marketing strategy.

In-game Mobile Marketing – The world of gaming is on a tremendous rise. People are busy downloading and playing games like Candy Crush and  Temple Run on their mobile phones. As a marketer, you need not miss their viable opportunities and explore all the advertising options  available on these gaming websites. Due to the number of downloads these apps receives, a brand can expect a lot of diverted traffic and  conversions by advertising on mobile gaming platforms.

Location Based Coupon Service – There are several location based coupon services like Groupon, Snapdeal, Scoopon etc where you can register  as part of a broader affiliate marketing campaign. These services will show coupon codes to users targeted within your geographical area  therefore providing you highly relevant leads.

 

Standar
Tak Berkategori

Mobile – Why Marketers Should Consider Localized Mobile Advertising : MarketingProfs Article

Many marketers take their time when translating their website and collateral, such as brochures, webinars, or online videos. Those marketers are confident that English is”the language of business” and that, even if the product is available internationally, English-only digital properties will be enough to convince prospects to evaluate it. 

Studies beg to differ.

According to a report titled”Can't Read, Won't Buy,” research firm Common Sense Advisory found that 75% of customers prefer to purchase products in their own language. So if a competitor has translated some collateral and you haven't, you're already at a disadvantage.

The advantages of a localized website are obvious, but there's something else that's routinely getting ignored: the importance of localized mobile advertising.

As companies are still trying to develop their mobile advertising strategies, customers have already adopted mobile as the primary way of accessing the Internet. A study from InMobi discovered that global customers use their phones mostly (37%) or exclusively (23%) online.

That presents an enormous opportunity for businesses that translate and tailor their mobile content for local audiences.

Benefits of Localized Mobile Advertising

Mobile user acquisition firm Appia conducted a study about the benefits of localizing mobile ads to serve different regions (specifically, Germany, Spain, and France). The company ran controlled tests of mobile ads that were both localized and in English across those three markets. The ads were distributed across Appia's network at the same time, and traffic was served evenly, based on real-time visits to a mobile app or website.

The results were telling: 86% of the localized campaigns outperformed the English campaigns in both click-throughs and conversions. The average click-through rate for the English campaign was 2.35%, with a conversion rate of 7.47%. Meanwhile, local ads had a click-through rate of 3.34%, with a conversion rate of 9.08%.

Clearly, localized copy and creative resonate with customers and prospects, and they can have a big impact on the bottom line.

Mobile, though, is a tricky medium. Businesses should build out personas for each of their potential customer types first, then work to establish what messages will work best.

And then, businesses have to take into account SoLoMo.

Social-Localized-Mobile

There's a popular acronym among mobile marketers today: SoLoMo (social-local-mobile). When you're planning an international campaign, though, the local part of SoLoMo should mean localized rather than local. Appia finds that native language use can significantly improve click-through and conversion rates.

Imagine what further localization efforts can do.

In Japan, McDonald's runs mobile marketing campaigns that are customized for the customer, with ads and coupon offers geared toward previous purchases, age, and location. Tailoring mobile ads may even mean taking different dialects into account. For example, in China and the Philippines, there are dozens of dialects. An ad that's localized but sent to a part of the market where customers speak a different dialect can be rendered ineffective.

Likewise, businesses have to think carefully about the differences between markets that speak the same language. Spanish, for example, may be spoken in Spain and Latin America, but cultural differences need to be taken into account due to regional differences across Latin American countries. Those differences may affect tone, vocabulary, and even color schemes.

The creative ad itself for example, a banner or video will need to be built from the ground up with localization in mind. Mobile ads already have very little room for graphics and text, which means every letter counts. English-language creative may fit neatly within one box, but the same translated copy might be cut off, leaving an incomplete and unprofessional-looking ad.

Experiment with the translated copy before sending an ad out, so that you can be sure both the native and localized versions have the look and feel of the brand. The same goes for any kind of video.

Subtitles can be a cheaper option, but they may not stay in sync with the footage, especially in the short, flashy videos familiar to a mobile environment. Instead, companies should find a way to have voice actors dub the video in the market's local language.

A New Environment Equals New Opportunities

The opportunities presented by mobile marketing are still just emerging, but consumers have already migrated there, dedicating most of their time online using their smartphones and tablets.

The mobile environment is different from traditional online or print outlets, demanding concise and brief ads that could be wholly different from a company's traditional marketing tactics.

Mobile habits differ from user to user and country to country. The things and experiences customers expect can vary wildly, depending on their location. The good news is, however, that most of this data can be accessible through analytics tools.

A company that harnesses all this new information and makes the most of the mobile environment will be one that localizes content for country, culture, and customer in real time. Appia's study has shown the enormous revenue potential for localized mobile ads. When context is thrown into the mix, business opportunities will grow exponentially.

While the mobile marketing gold rush is happening, there's been surprisingly little on what that will mean for international marketing campaigns… or the lack thereof. Localized mobile ads is a brave new world, and the businesses that experiment with how to best connect with mobile users will have a great head start as this environment continues to evolve.
Join over 616,000 marketing professionals, and gain access to thousands of marketing resources! Don't worry… it's FREE!

Standar